*in korankaltim.com|PPU
Paser|11 Februari 2015
TANA
PASER – Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Sejahtera Desa
Sempulang, Kecamatan Tanah Grogot, Selasa (10/2), berkesempatan melakukan studi
banding ke lahan pertanian terpadu PT Kideco Jaya Agung (KJA).
Sukayat selaku Ketua BKM
Desa Sempulang terlihat terkagum-kagum menyaksikan lahan pertanian yang tertata
dengan apik, layaknya lokasi obyek wisata.
“Kan petani biasanya
menggarap lahan yang rata, dan menghindari lahan yang tidak rata. Namun, di
sini lahan yang tidak rata dapat dimanfaatkan, dan ditata sedemikian rupa, sehingga
menyerupai taman hiburan dan subur-subur tanamannya,” kata Sukayat usai berkeliling
lahan pertanian terpadu PT KJA.
Dengan dipandu langsung
Manager CSR (Corporate Social Responsibility) PT KJA Suriyanto, Sukayat bersama
11 rekannya ini melihat-lihat lahan pertanian terpadu PT KJA. Sesampainya di
titik akhir tour, rombongan disambut pula oleh H Abu Sain yang juga selaku Manager
CSR Kideco.
Saat berkeliling, Suriyanto
menjelaskan kepada rombongan BKM Desa Sempulang, bahwa areal pertanian terpadu
PT KJA luasnya sekitar 6,5 hektar. Dan telah dikembangkan sejak 2011. “Dari
awal, luasan lahan pertanian ini tidak bertambah ataupun berkurang,” sebutnya.
Sesuai tujuan awal
pengembangan pertanian terpadu ini, lanjut Dia, pihaknya berharap dapat merubah
kebiasaan dan pola pikir kebanyakan orang yang keliru. “Banyak yang bilang
kebun sawit itu menguntungkan, tapi itu untuk yang lahannya di atas 4 hektar,
kalau cuma 1 atau 2 hekter tidak bisa diharapkan,” ucapnya.
Menurut Dia, pihaknya telah
membuktikan hal itu. Dengan cara membagi 6,5 hektar tersebut untuk ditanami
berbagai macam varietas. Seperti, Sawit, Karet, buah-buahan, sayur-sayuran,
budidaya ikan dan ternak sapi, bebek, ayam dan lain-lain. Hanya saja, Sawit
yang telah ditanam sejak 2011 lalu itu baru menghasilkan buah pasir. Sedangkan
sayur-sayuran dan buah-buahan sudah berkali-kali dipanen.
“Bapak dan ibu sudah
melihat sendiri, selama empat tahun ditunggu sawitnya masih berbuah pasir.
Bayangkan saja, kalau uang kita diinvestasikan pada kebun sawit, dimana perlu biaya
penanaman, biaya perawatan selama 5 tahun, jadi balik modalnya bisa kita
perkirakan tahun ke-11, dan ini belum termasuk biaya pemupukan rutin,”
jelasnya. (sur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar