Sabtu, 07 Februari 2015

Paser Segera Terapkan SKTB

in Koran Kaltim, PPU Paser 6 Februari 2015
TANA PASER – Kabupaten Paser segera menjajaki kemungkinan menerapkan system pendidikan yang disebut Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan (SKTB). SKTB merupakan proses pembelajaran yang mengembangkan potensi peserta didik untuk mencapai kualitas kemampuan/kompetensi yang dipersyaratkan kurikulum. Artinya, SKTB adalah pelayanan pendidikan berkualitas dan komprehensif kepada peserta didik.
SKTB memposisikan peserta didik sebagai subjek dalam proses memanusiakan manusia, sehingga mampu mengembangkan potensi dirinya secara maksimal. Kemungkinan penerapan kebijakan ini disampaikan Bappeda melalui Kepala Bidang Pemerintahan dan Kesra Muksin SS MA saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (2/1).
Muksin mengatakan bahwa sistem ini mulai diterapkan di Kabupaten Gowa provinsi Sulawesi Selatan sejak 2012. “Ini merupakan salah satu rekomendasi dari hasil kajian kebijakan pendidikan gratis Paser yang dilakukan oleh Universitas Negeri Makassar (UNM) tahun 2014 lalu. Oleh karena itu kami wacanakan, semoga mendapat dukungan dari semua pemangku kepentingan khususnya di bidang pendidikan,” katanya.
Secara operasional, ada empat hal yang dapat menjadi peran dari SKTB itu. Seperti Tuntas mencapai suatu mata pelajaran sesuai dengan persyaratan yang dinyatakan dalam Kompetensi Kelas Minimal (KKM), Tuntas menyelesaikan pelajaran satu semester berdasarkan beban sks yang dinyatakan dalam kurikulum, Tuntas mencapai kualitas suatu mata pelajaran sesuai dengan persyaratan. Serta Tuntas menyelesaikan pembelajaran seluruh mata pelajaran pada kelas yang diikuti.
“Sehingga, memberi kesempatan kepada semua peserta didik untuk menguasai semua kompetensi yang dinyatakan dalam standar kompetensi, dan kompetensi dasar. Serta dirumuskan dalam nilai KKM,” ucapnya.
Dia berharap peluang untuk memajukan pendidikan melalui SKTB ini mendapat respon positif dari pengambil kebijakan lain, terutama Dinas Pendidikan dan DPRD. “Banyak yang mengatakan bahwa SKTB ini tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat, namun fakta bahwa kebijakan ini berhasil di Gowa dan menjadi acuan daerah lain juga tidak bisa dipungkiri,” kata Muksin.
Sementara itu, hasil kajian UNM terhadap pendidikan gratis di Paser menunjukkan keberhasilan kebijakan ini yang cukup signifikan. Ketua lembaga penelitian UNM Prof Basri Djafar mengatakan bahwa Paser merupakan salah satu dari sedikit daerah yang menerapkan kebijakan ini dan berhasil dijalankan selama hampir satu dekade.
“Ini adalah kebijakan yang tidak populer, dari sisi finansial banyak ruginya. Tidak semua daerah mau melakukan hal ini. Mereka akan memilih kebijakan lain yang lebih aman dan tidak beresiko tinggi,” kata Prof Basri dalam laporannya. (sur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar