Sabtu, 07 Februari 2015

Waspadai DBD Saat Peralihan Musim

*In Koran Kaltim, PPU-Paser, 6 Februari 2015
TANA PASER - Saat peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan, semestinya perlu lebih diwaspadai masyarakat. Karena, nyamuk Aedes Aegipty, diketahui dapat berkembang biak dengan pesat pada masa pergantian ini. Nyamuk Aedes Aegipty, dikenal sebagai pembawa virus dengue yang merupakan cikal bakal penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
"Biasanya, berkembang biak dengan lebih cepat di penampungan air yang tak bersentuhan langsung dengan tanah. Diantaranya, air yang tertampung di bak mandi, pot bunga, ban, kaleng dan botol bekas,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Paser dr I Dewa Made Sudarsana kepada harian ini, Selasa (3/1).
Oleh sebab itu, dr Dewa mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk melakukan 4M. Seperti menutup, menguras, mengubur, dan memantau tempat-tempat penampungan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk Aedes Aegipty. "Program 3M masih dirasa kurang untuk mencegah DBD, makanya perlu ditambah satu M lagi," sebutnya.
Menurut dr Dewa, 4M dilakukan sebagai salah satu upaya pencegahan penyebarluasan penyakit DBD. "Selain itu, dapat dilakukan fogging (penyemprotan). Walaupun, sebenarnya kegiatan fogging hanya mampu membunuh nyamuk yang dewasa," ucapnya.
Makanya, lanjut dr Dewa, masyarakat jangan langsung merasa aman dan terlena setelah melakukan fogging. Karena fogging tidak mampu membunuh jentik-jentik nyamuk. Padahal, memutus rantai perkembangbiakan jentik nyamuk agar tidak sampai menjadi nyamuk dewasa merupakan alternatif pilihan yang tepat.
"Caranya, dengan membudayakan tindakan 4M, dan PHSB (Perilaku Hidup Sehat dan Bersih). Supaya pertumbuhan jentik nyamuk ini bisa berhenti," ujarnya.
Menurut Dia, pihaknya telah melakukan beberapa program pencegahan. Diantaranya fogging di kawasan padat penduduk, penyuluhan oleh kader juru pemantau jentik di setiap RT, dan pemberantasan sarang nyamuk dengan pola 4M.
"Juga pemberian bubuk abate secara gratis ke masyarakat, serta melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap laporan penderita DBD. Sebagai bentuk dari gerakan kewaspadaan dini," tukasnya. (sur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar