Selasa, 02 Desember 2014

Tabung LPG Kalsel ‘Banjiri’ Paser

TANA PASER – Tabung LPG 3 Kilogram (Kg) asal Kalimantan Selatan (Kalsel) masuk di Dua Kecamatan Di Kabupaten Paser. Yakni Kecamatan Muara Komam dan Kecamatan Batu Sopang. Hal ini ditenggarai akibat kelangkaan Tabung LPG 3 Kg di Paser.
Hal ini disampaikan Staf Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperdagkop dan UKM) Kabupaten Paser M Marwan Natsir kepada Koran Kaltim.
“Iya, Dua kecamatan kita masih aman dari kelangkaan LPG 3 Kg. Pasalnya, dipasok dari Kalsel, tapi berbeda dengan kecamatan lainnya yang mengalami kelangkaan,” kata Marwan yang juga selaku penyidik di Disperdagkop dan UKM Kabupaten Paser, Sabtu (29/11).
Menurutnya, pengecer lebih suka menjual tabung LPG 3 Kg Kalsel. Pasalnya, untungnya lebih besar dan barangnya tersedia. Sebab, LPG 3 Kg dari Kalsel harganya Rp 17.000 sampai Rp 18.000 ke pengecer, sedangkan LPG 3 Kg dari agen di Kabupaten Paser ke pangkalan harganya sudah mencapai Rp 20.000.
“Tabung LPG dari Paser di jual ke pengecer Rp 25.000 per tabung, tapi pengecer juga menjual tabung LPG dari Kalsel juga dengan harga Rp 23.000 setiap tabung. Harga itu sama dengan harga agen memasok ke pangkalan,” urainya.
Kenapa ada perbedaan harga, menurutnya Kalsel telah memiliki SPBE Gas di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Tapin. “LPG dari Kalsel dan LPG dari Paser (Kaltim) bisa dibedakan dari warna segelnya. Yang berwarna merah datang dari HST, warna orange dari Tapin, sedangkan Paser segelnya berwarna hitam,” ucapnya.
Kecamatan Muara Komam berbatasan langsung dengan Provinsi Kalsel, makanya lebih mudah masuknya LPG 3 Km dari Kalsel tersebut. “Kami juga mendapat informasi dari masyarakat di Komam, bahwa ada juga yang langsung memasok ke pengecer di sana dengan menggunakan Pick up L-300 dengan harga per tabungnya sekitar Rp. 20.000,” sebutnya.
Sementara itu, salah satu pengguna langsung Tabung LPG 3 Kg, Supardan mengatakan, bahwa harga LPG 3 Kg didesanya sangat tinggi. Padahal, jarak Desa Bente Tualan sekitar 12 kilometer (km) dari Ibukota Kecamatan Long Kali.
“Iya, saat ini Rp 27.000 per tabung, itupun jadi rebutan, biasanya kami beli Rp 25.000 per tabungnya. Namanya kebutuhan, berapa pun harganya tetap kami beli, yang terpenting tidak langka, atau sulit dicari,” kata warga Desa Bente Tualan ini.
Diketahui, Kecamatan Longkali hanya memiliki dua pangkalan di ibukotanya. Dan tidak ada jenjang distribusi ke desa. Sehingga, pengecer di setiap desa mengambil LPG dari dua pangkalan tersebut untuk dijual kembali di wilayahnya masing-masing. Padahal, pihak PT Pertamina sebagai distributor LPG telah menghimbau kepada para konsumen langsung untuk membeli LPG ke tingkat pangkalan. (sur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar