TANA
PASER – Ketua Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) Koordinator
Wilayah (Korwil) Kabupaten Paser, Totok Supriadi mengatakan, Gerobak Sampah
binaan pihaknya akan memakai warna dasar ungu mulai Desember ini. Hal itu
sebagai upaya untuk menekan image negative kepada setiap pemulung. Program ini
termasuk salah satu rangkaian HUT Kabupaten Paser ke-55.
“Ke depan, semua gerobak
pemulung di cat dengan warna dasar ungu, biar kesan kusam hilang. Supaya masyarakat
dapat membedakan mana pemulung yang binaan IPI dan mana yang bukan,” katanya kepada
Koran Kaltim, Minggu (7/12).
Selain itu, lanjut Dia,
kegiatan ini juga untuk mengangkat harkat dan martabat para pemulung. Pasalnya,
para pemulung selalu dianggap rendahan dan kriminal. “Kan selama ini, kesan
terhadap pemulung itu negatif. Makanya, kami ingin merubah diri terlebih
dahulu, supaya penilaian masyarakat terhadap kami jadi berubah pula,” ucapnya.
Menurut Dia, hal ini sesuai
dengan visi dan misi dari IPI sendiri. Guna mengangkat derajat para pemulung, dan
peningkatan status sebagai insan yang lebih bermartabat. “IPI berperan sebagai
edukasi sosialnya. Tapi bukan masyarakat yang duluan berubah menilai kami, tapi
lebih kepada kami yang harus berubah lebih dulu,” tegasnya.
Dan bertepatan dengan HUT
Kabupaten Paser ke-55 pada 29 Desember mendatang, Totok mengatakan, pihaknya
juga berencana menggelar Lomba Gerobak Sampah Kreasi. Dimana, seluruh
pesertanya wajib memakai warna dasar Ungu pada gerobak sampahnya.
“Syaratnya, warna dasar
gerobak wajib ungu, sedangkan untuk kreasinya bebas pantas. Tapi, saat ini kami
masih membicarakan dengan pengurus lainnya terkait persoalan teknisnya,”
ujarnya.
Sementara itu, sejak tahun
2008, Pemkab Paser telah mengajak masyarakat untuk memanfaatkan sampah yang
masih memiliki nilai ekonomis. Ajakan itu berbuah dengan didirikannya beberapa
Bank Sampah. Seperti, bank sampah di Desa Tapis, Desa Jone dan bank sampah di
Jalan Gajah Mada.
Sekarang ketiga unit bank
sampah itu, menurut Totok yang juga selaku Direktur Bank Sampah Pembina (BSP)
Kabupaten Paser, masih aktif dan telah menggunakan computer untuk
pencatatannya.
“Kami juga
mengapresiasi terhadap perkembangan bank sampah di sekolah-sekolah. Pasalnya,
di 10 sekolah yang menjadi titik penilaian Adipura telah memiliki bank sampah
sendiri,” pungkasnya. (sur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar