Minggu, 07 Desember 2014

‘Unguisasi’ Gerobak Sampah

TANA PASER – Ketua Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) Koordinator Wilayah (Korwil) Kabupaten Paser, Totok Supriadi mengatakan, Gerobak Sampah binaan pihaknya akan memakai warna dasar ungu mulai Desember ini. Hal itu sebagai upaya untuk menekan image negative kepada setiap pemulung. Program ini termasuk salah satu rangkaian HUT Kabupaten Paser ke-55.
“Ke depan, semua gerobak pemulung di cat dengan warna dasar ungu, biar kesan kusam hilang. Supaya masyarakat dapat membedakan mana pemulung yang binaan IPI dan mana yang bukan,” katanya kepada Koran Kaltim, Minggu (7/12).
Selain itu, lanjut Dia, kegiatan ini juga untuk mengangkat harkat dan martabat para pemulung. Pasalnya, para pemulung selalu dianggap rendahan dan kriminal. “Kan selama ini, kesan terhadap pemulung itu negatif. Makanya, kami ingin merubah diri terlebih dahulu, supaya penilaian masyarakat terhadap kami jadi berubah pula,” ucapnya.
Menurut Dia, hal ini sesuai dengan visi dan misi dari IPI sendiri. Guna mengangkat derajat para pemulung, dan peningkatan status sebagai insan yang lebih bermartabat. “IPI berperan sebagai edukasi sosialnya. Tapi bukan masyarakat yang duluan berubah menilai kami, tapi lebih kepada kami yang harus berubah lebih dulu,” tegasnya.
Dan bertepatan dengan HUT Kabupaten Paser ke-55 pada 29 Desember mendatang, Totok mengatakan, pihaknya juga berencana menggelar Lomba Gerobak Sampah Kreasi. Dimana, seluruh pesertanya wajib memakai warna dasar Ungu pada gerobak sampahnya.
“Syaratnya, warna dasar gerobak wajib ungu, sedangkan untuk kreasinya bebas pantas. Tapi, saat ini kami masih membicarakan dengan pengurus lainnya terkait persoalan teknisnya,” ujarnya.
Sementara itu, sejak tahun 2008, Pemkab Paser telah mengajak masyarakat untuk memanfaatkan sampah yang masih memiliki nilai ekonomis. Ajakan itu berbuah dengan didirikannya beberapa Bank Sampah. Seperti, bank sampah di Desa Tapis, Desa Jone dan bank sampah di Jalan Gajah Mada.
Sekarang ketiga unit bank sampah itu, menurut Totok yang juga selaku Direktur Bank Sampah Pembina (BSP) Kabupaten Paser, masih aktif dan telah menggunakan computer untuk pencatatannya.
“Kami juga mengapresiasi terhadap perkembangan bank sampah di sekolah-sekolah. Pasalnya, di 10 sekolah yang menjadi titik penilaian Adipura telah memiliki bank sampah sendiri,” pungkasnya. (sur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar