TANA PASER –
Minat baca masyarakat di Kabupaten Paser masih terbilang minim. Bahkan tidak
hanya di Paser, rendahnya minat baca juga terjadi di Indonesia secara umum.
Padahal dengan membaca, menjadikan masyarakat kaya akan ilmu pengetahuan.
“Minat baca di Indonesia
masih sangat lemah, kalau dibanding dengan China dan Jepang. Apalagi, di
Paser,” kata anggota terpilih DPRD Kabupaten Paser periode 2014-2019, Abdul
Latif Thaha dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), kepada koran ini, kemarin.
Latif menerangkan, meski
Indonesia tidak secara saklek menganut hukum Islam, namun faktanya mayoritas
penduduk Indonesia adalah muslim. “Sesuai dengan ayat yang diturunkan pertama
kali di dunia oleh Allah SWT yaitu Iqra yang berarti bacalah. Artinya, kita
sebagai seorang muslim membaca adalah sebuah kewajiban,” ujar Latif.
Menurut dia, hingga saat
ini belum ada penelitian lebih lanjut dan mendetail mengenai minat baca di
Kabupaten Paser. “Sayangnya, di sini belum ada penelitian lebih lanjut terkait
minat baca,” ucapnya.
Masih menurut Latif,
diharapkan kepada semua elemen masyarakat yang berada di Kabupaten Paser, bisa
duduk bersama untuk menumbuh-kembangkan minat baca di Bumi Daya Taka. “Kedepannya,
semoga kita bisa berdiskusi dan mengkaji bersama. Terutama dengan organisasi-organisasi
mahasiswa di Kabupaten Paser,” tambahnya.
Hanya saja, sambung Latif,
hasil dari diskusi dan kajian terkait peningkatan minat baca di Kabupaten
Paser, meskipun sejauh ini tidak ada realisasinya namun memberikan dampak yang
cukup besar. “Jangan sampai hanya diskusinya saja yang banyak tapi
impelementasi dan follow up hasilnya tidak direalisasikan dilapangan,” ungkap
Latif.
Tidak cukup di situ,
Latif juga mengimbau agar keberadaan perpustakaan dapat menjadi episentrum
intelektualitas di Kabupaten Paser dan bukan sekadar tempat menyimpan buku dan
arsip semata, melainkan juga sebagai pusat informasi, kegiatan dan pusat
diskusi. (sur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar