Kamis, 09 Oktober 2014

Minim Dokter Spesialis Anak Dikeluhkan

TANA PASER – Tingginya angka pertumbuhan dan perkembangan penduduk di Kabupaten Paser, semestinya diimbangi dengan sarana dan prasarana yang memadai. Salah satunya, minimnya Dokter Spesialis Anak yang dikeluhkan masyarakat Paser.
Seperti yang diungkapkan salah seorang warga Perum BTN Desa Jone Kecamatan Tanah Grogot, Rusdiansyah. Menurut dia, minimnya tenaga dokter spesialis, menghambat kelancaran anaknya untuk cepat mendapatkan penanganan dari dokter spesialis.
“Berhubung di sini hanya miliki satu dokter spesialis anak, makanya, buat kami mesti menunggu berjam-jam untuk memeriksakan anak ke dokter,” kata Rusdiansyah, kemarin.
Ke depan, Rusdi berharap kepada pemerintah, agar pelayanan terhadap anak lebih dimaksimalkan. Jika perlu, ada penambahan tenaga medis khusus untuk pelayanan anak.
“Meskipun saya tahu, kalau Rumah Sakit Panglima Sebaya ini hanya rumah sakit Tipe C, dengan minimal satu dokter untuk setiap kategori dokter spesialis. Tapi, alangkah baiknya, kalau tenaga medisnya ditambah sesuai kebutuhan,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Paser I Dewa Made Sudarsana saat dikonfirmasi mengakui, Paser memang kekurangan tenaga medis, terutama untuk Dokter Spesialis Anak.
“Iya, dokter spesialis kita masih kurang dan memang sudah banyak warga yang menanyakan kepada Dinkes, khususnya pelayanan kesehatan terhadap anak. Tapi untuk Rumah Sakit jenis tipe C, minimal satu dokter untuk satu spesialis,” ungkapnya.
Terkait keluhan warga, lanjut Dewa, pihaknya telah memprogramkan penambahan tenaga medis di 2015 dan berencana membangun pusat kesehatan masyarakat Tipe C di dua kecamatan lagi, untuk menunjang Rumah Sakit Panglima Sebaya naik ke rumah sakit Tipe B.
“Masih jauh sih prosesnya untuk naik ke tipe B. Tapi untuk tahun depan, kami telah memprogramkan penambahan satu Dokter Spesialis Anak lagi. Untuk memberikan pelayanan kesehatan lebih maksimal kepada masyarakat, khususnya anak-anak,” sebutnya.
“Peningkatan akses pelayanan kesehatan itu kita lakukan mulai dari tingkat layanan kesehatan terendah, seperti Pos Pelayanan kesehatan terpadu (Posyandu), Polindes, Puskesmas dan rumah sakit yang ada di Kabupaten Paser. Ini merupakan tekat kita pada tahun ini dan mendatang,” paparnya.
Menurut Dewa, kelengkapan sarana dan prasarana tersebut dilakukan secara bertahap di seluruh jaringan pelayanan. Kondisi itu juga disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang tersedia pada APBD dan APBD Perubahan 2014. “Melalui layanan kesehatan pada Posyandu ini, semoga dapat pula membantu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” tutupnya. (sur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar