TANA
PASER – Sekelompok Anak Baru Gede (ABG) di Paser memilih
mencari uang dengan cara mengamen di sejumlah tempat berkumpul, seperti warung
dan tepian Suangai Kandilo (Siring).
Meskipun kata pengamen
identik dengan penyakit masyarakat, mereka yang tergolong bocah ingusan dan
tidak mengerti apa sebenarnya penyakit masyarakat. Sambil memainkan gitar
kecilnya, ABG itu terus saja bernyanyi dari warung ke warung dan orang per
orang. Pun terkadang, tak seorang pun memberikan uang.
Salah satu warga Desa Tanah
Priuk, Arbain mengatakan, fenomena ini terlihat sejak Desember 2014 lalu hingga
sekarang, terutama di Kecamatan Tanah Grogot. “Iya, sekarang marak terlihat pengamen
di Paser, dari yang cilik hingga dewasa. Maka telah ada Perda-nya kok dibiarkan
saja ya,” katanya.
Menurut Dia, rata-rata
pengamen adalah ABG. Mereka menggunakan sebuah gitar kecil atau ukulele empat
senar, seperti yang digunakan Tegar (pengamen yang menjadi salah satu artis
cilik ibukota). Hebatnya, dalam setiap aksinya mereka kerap menyanyikan
lagu-lagu sindiran kepada pihak pemerintah.
“Ada yang hanya berdua,
tapi ada juga yang berkelompok. Anehnya, kebanyakan dari para pengamen ini
menggunakan alat yang seragam, yakni sebuah gitar kecil dalam setiap
operasinya, dan lagu yang menyindir,” sebutnya.
Menyikapi maraknya pengamen
dan peminta-minta di Kabupaten Paser, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Paser, Amiruddin
Ahmad mengatakan, penindakan para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) adalah Tugas, Pokok dan Fungsi (Tupoksi) dari Satuan Polisi Pamong Praja
(Satpol PP) Paser.
“Kami siap membina,
tapi kalau penertibannya kan tugasnya Satpol PP. Jadi alurnya, Satpol PP
melakukan penindakan, setelah berhasil menjaringnya, mereka digelandang ke
Kantor Satpol PP untuk dilakukan pendataan. Setelah itu, diantar ke kami untuk
dibina. Kemudian, yang bukan berasal dari Paser, kami pulangkan kembali ke
daerah asalnya setelah dilakukan pembinaan,” kata Amir, Kamis (8/1). (sur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar