TANA
PASER - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium
dan solar pada Senin (17/11) malam lalu, tidak menimbulkan gejolak sosial di
Kabupaten Paser. Angkutan kota (angkot) dan Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP)
di Kabupaten Paser tetap beroperasi normal. Namun ada penyesuaian 10 persen
atas tarif angkot dan AKDP.
“Kami terpaksa menaikkan
tarif, karena harga ВВМ sudah naik, dan kenaikan ini telah pula kami sampaikan
kepada Dinas Perhubungan,” kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang Organisasi Gabungan
Angkutan Darat Kabupaten Paser, Sumbar Dwi Praptono (53) didampingi Wakil Ketua
Sabri (55) kepada Koran Kaltim, Jum’at (21/11).
Menurutnya, penyesuaian
tarif tersebut untuk menghindari kerugian atas kenaikan harga BBM, sembari
menunggu keputusan dari pusat. “Ya, kami mengusulkan segitu dalam rapat
internal dengan Kepala Dishub dan Kasi Angkutan Darat, meskipun harganya lebih
murah sedikit, dibandingkan tidak dapat penumpang. Tidak menaikkan tarif, sopir
rugi. Menaikkan tarif, penumpang tidak mau. Hal ini yang membuat para sopir
serba repot,” ucapnya.
Ia melanjutkan, kenaikan
tarif 10 persen masih belum final merupakan solusi konkrit untuk saat ini.
Pasalnya, pihak Kementerian Perhubungan belum memutuskan berapa persen kenaikan
tarif angkot dan AKDP.
“Usulan kenaikan 10 persen,
masih sangat wajar untuk saat ini, karena kan kami belum tahu berapa persen
kenaikan tarif yang akan diputuskan oleh pusat. Makanya, kami menawarkan harga
yang tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah, karena kalau sekarang
kami naikkan harga tinggi kan biasanya turun harganya susah,” urainya.
Dengan kenaikan ini, tarif
Penajam-Tanah Grogot yang biasanya Rp 50.000, sekarang menjadi Rp 55.000.
“Kenaikan harga BBM ini membuat pendapatan para sopir menurun. Sebab, penumpang
yang naik pun menurun karena terjadi kenaikan tarif,” ungkapnya.
Terpisah, salah satu
penumpang Rusda (17) mengatakan, kenaikan tarif angkot adalah sebuah kewajaran
dari kenaikan BBM. Hanya saja, Dia berharap supaya kenaikan tarif tidak terlalu
tinggi, sehingga memberatkan penumpang umum dan pelajar.
“Meskipun kenaikan tarifnya
terasa wajar, karena imbas kenaikan BBM, ke depannya kami harap supaya tidak
dinaikkan terlalu tinggi tarifnya,” imbuhnya. (sur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar